Social Icons

Rabu, 09 Februari 2011

Kebiasaan Agar Disukai Bawahan

Anda baru saja menduduki posisi baru sebagai seorang Kepala Sub bidang atau Kepala Bidang di kantor tempat Anda bekerja selama ini. Menjadi atasan yang disukai bawahan, bisa meningkatkan kinerja Anda. Berikut ini tips-tips yang dapat membuat Anda disukai oleh bawahan namun juga tetap menomorsatukan kedisiplinan bekerja.

1. BERI SUASANA NYAMAN
Banyak yang tak menyadari bahwa sikap yang ditunjukkannya di kantor, sangat mempengaruhi suasana kantor. Misalnya seorang bos masuk ke dalam ruangan kantor, maka hampir semua mata memandangnya untuk mencari tahu apakah seorang bos tengah riang gembira (berarti tak ada masalah), atau wajahnya mengerut karena sedang kesal. Bila kini Anda menjadi atasan, hindari bersikap kasar dan kejam pada bawahan untuk menekan agar mereka bekerja lebih giat. Menurut ahli psikologi, tekanan yang lebih rendah menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Ini karena suasana kerja terasa nyaman tidak tegang.
2.MENGKRITIK DENGAN CARA BIJAK
Menurut CEO dari CAC Management Consultants International, apabila mengkritik pekerjaan pegawai, sebaiknya dilakukan 4 mata. Panggil dia dan bicaralah dengan jelas dan tegas namun tetap dengan suara rendah, bahwa hasil tugasnya belum memuaskan. Tunjukkan macam tugas tadi serta bagaimana seharusnya ia lakukan. Cara ini lebih bisa diterima dan dihargai daripada mencelanya di depan pegawai yang lain.
3.BERI TOLERANSI
Sikap buruk para atasan lainnya melemburkan para pegawai pada saat yang seharusnya tidak perlu lembur. Misalnya yang seharusnya hari Minggu libur, tetapi entah kenapa para pegawai harus masuk, padahal tidak ada tugas khusus yang harus kami kerjakan.
4.PUJILAH DI DEPAN
Pujian bisa merupakan penyegar di hari yang terik. Kalau pekerjaan bawahan Anda bagus, jangan pelit untuk memberi pujian. Pujilah pada seluruh tim, pujian akan membuat mereka merasa dihargai dan diperhatikan, meski tak berlebihan.
5.TINGKATKAN PANDANGAN SOSIAL KAMU
Dalam bukunya The Talent War, seorang ahli membina karier, Kerry Larkan, menyarankan agar para atasan mau berinteraksi ke segala lapisan sosial dan budaya. Belajar dari yang kecil, juga mempelajari sikap dan pemikiran berbagai orang yang berbeda. Hal ini akan membuat sikap para atasan lebih fleksibel saat harus menyelesaikan masalah. Bos yang baik adalah yang selalu berusaha untuk menciptakan interaksi dengan dari eksekutif paling atas sampai office boy maupun satpam. Kalau hal itu bisa dilakukan, maka atasan ini punya kemampuan sosial yang sangat baik. Setiap orang, mulai dari eksekutif paling atas, office boy maupun satpam. Kalau hal ini bisa dilakukan, maka atasan ini punya kemampuan sosial yang sangat baik.
6.HINDARI PERSAHABATAN YANG ERAT
Ada garis yang harus jelas untuk bergaul dengan para bawahannya. Kalau bawahan menjadi sahabat yang sangat dekat, maka ini bisa menjadi masalah ketika harus memberikan penilaian. Peluang untuk memberi penilaian yang lebih obyektif bisa kabur karena mereka berteman dekat. Terlampau ramah juga bisa membuka peluang yang sama dengan yang atas. Jadi buatlah jarak yang akan membuat Anda dihargai dan tetap bisa memberi penilaian secara obyektif saat hal itu diperlukan oleh instansi.
7.TIDAK PILIH KASIH
Bersikaplah adil pada semua pegawai. Sebab kalau salah satu dianakemaskan maka yang lain akan duduk di atas bara. Vinny menceritakan, "Bosku memberi standar ganda pada pegawainya. Untuk pegawai yang berada di bawahnya, maka tugas-tugas yang diberikan sangat mudah, dan mereka bisa dapat menikmati jam istirahat lebih panjang. Tetapi mereka yang tidak dibawah timnya, mengeluh karena tugas-tugas mencekik leher." Masih ada tambahan lagi yang membuat suasana iri kian merebak. "Kalau salah satu pegawainya membuat kesalahan fatal, dia akan mengomentarinya dengan suara yang lembut. Tetapi kalau aku yang bikin kesalahan itu, dia akan meledak dengan kemarahan besar. Aku merasa enggan setiap mau berangkat kantor, semangat jadi turun. Cemas dengan tebakan, apa yang bisa terjadi hari ini? Rasanya aku siap untuk mundur akhir bulan karena tak tahan."Memang, tak ada seorangpun yang mau jadi pegawai kelas dua. Kalau memang ada yang bersalah, beri teguran dengan tegas, tanpa pilih kasih. Ini hanya akan menebar suasana tak nyaman yang membuat pegawai tak betah.
8.PERLAKUAN PROFESIONAL
Tim-mu bukan Office Boy atau Office Girl, jadi berikan tugas yang sesuai dengan kompetensi mereka. Jangan menjadikan mereka seorang suruhan, misalnya mengambilkan air minum, mencucikan gelas dan pekerjaan lain yang tepatnya memang untuk pembantu rumah tangga kantor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Archive

Category

Catwidget2

Catwidget4

Catwidget3

 
Blogger Templates